Sebagai seorang pekerja pada sebuah perusahaan, waktu berlalu begitu cepatnya. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Demikian terus berputar bersama deru kerja yang tiada henti.
Tak terasa saya bekerja seperempat abad, 25 tahun bukan masa kerja yang pendek. Dari mulai bekerja saat masih bujangan, sampai kini anak-anak pada kuliah.
Lantas, pernahkah kita berpikir, bahwa pada akhirnya kita harus berhenti sebagai pekerja. Pernahkah kita merenung, bahwa suatu saat perusahaan kita akan memutus kerja kita saat masa pensiun itu tiba. Sangat bersyukur jika bisa bekerja sampai masa pensiun tiba. Ada banyak diluar sana, masih semangat-semangatnya kerja, tetiba surat PHK keluar karena perusahaan sedang limbung.
Dalam kurun kerja yang panjang tadi, waktu, tenaga dan pikiran semua tercurah kepada masa depan perusahaan. Rencana jangka panjang, jangka menengah sampai jangka pendek kita pikirkan mati-matian dan kita khawatirkan kegagalannya.
Sudahkah kita pernah berpikir, jikalau perusahaan begitu kita pentingkan, pernahkan kita membuat perencanaan masa depan kita setelah pensiun yang pasti akan datang sesuai rencana atau tidak. Pernahkah kita peduli dengan masa depan pribadi kita, masa depan diri kita.
Kebanyakan pekerja, lalai memikirkan masa depan dirinya, hingga tiba suatu saat baik karena PHK ataupun surat pensiun diserahkan. Sudahkah kita siap menghadapi masa-masa sulit itu.
Saya begitu banyak bergaul dengan para pensiunan. Bisa dikatakan 90% para pensiunan jatuh secara mental dan finansial saat menghadapi masa pensiun. Dampak yang timbul tak pernah terbayangkan. Perceraian, ketidakharmonisan rumah tangga, pendidikan anak terbengkalai dan dampak negatif lainnya.
Bagaimana Anda menyiapkan kondisi terburuk yang belum pernah Anda bayangkan ini. Beberapa kiat berikut ini, diharapkan mampu menjadi persiapan kita mengadapi badai itu.
1. Persiapan Mental
Persiapan mental adalah persiapan terpenting yang perlu disiapkan. Kenapa masalah mental paska pensiun ini penting ?
Saat bekerja disebuah perusahaan, meniti karir dari staff sampai posisi tertinggi yang kita mau, maka hampir separuh waktu kita dedikasikan kepada perusahaan. Mau tidak mau budaya perusahaan, posisi kita diperusahaan dan pergaulan diperusahaan telah mendarah daging pada diri kita. Kenyamanan yang didapatkan diperusahaan ada saatnya harus dilepas. Persiapan secara religius akan sangat membantu kesiapan mental Anda.
Misal saja, jika Anda jadi boss disebuah perusahaan, tentu semua kebutuhan dan keinginan Anda akan dicukupi oleh perusahaan. Selain itu, Anda akan difasilitasi sopir pribadi, sekretaris dan fasilitas lainnya.
Saat Anda pensiun, mau tidak mau semua yang Anda dapatkan selama ini lenyap seketika. Siapkah Anda menjadi orang biasa. Tidak punya bawahan, tidak ada fasilitas dan mengerjakan semuanya sendiri. Jika mental Anda jatuh, maka rentetannya akan sangat panjang bagi kesejahteraan pensiun Anda.
2. Life Style
Saat Anda menjadi karyawan, maka gaya hidup Anda pastilah terbentuk dengan kultur perusahaan. Apalagi gaji dan tunjangan secara teratur masuk dalam kantung Anda.
Biasanya, dengan naikknya tingkat kesejahteraan karyawan, maka gaya hidup secara perlahan akan terkerek. Dengan kenyataan uang yang mudah datang dan melimpah, maka umumnya gaya hidup juga akan naik pesat.
Jiwa konsumtif akan meronta. Membeli barang tersier untuk menjaga gensi dan gaya hidup. Barang-barang yang tidak perlu dibeli, akhir dibelu juga demi gensi. Dari jam, smartphone, rumah, mobil dan lainnya.
Saat Anda pensiun, income tak mengalir sederas dulu, Yang ada adalah aliran uang pensiunan atau pesangon yang besar dan rutinitasnya jauh berbeda saat Anda menjadi karyawan.
Nah, jika Anda kejeblos dengan gaya hidup yang tinggi, maka akibatnya Anda akan menderita saat income yang Anda dapatkan tak dapat menalangi besarnya pengeluaran Anda. Jadi mengubah gaya hidup adalah sebuah keniscayaan jika Anda ingin hidup sejahtera.
3. Income Lanjutan
Saat Anda pensiun, bisa dipastikan uang pensiun Anda nilainya akan sangat kecil dibanding dengan gaji bulanan yang Anda terima saat menjadi karyawan. Disatu sisi, pengeluaran juga akan sulit disesuaikan dengan uang pensiun, mengingat kebutuhan orang semakin tua semakin banyak, khususnya untuk kesehatan.
Jika Anda hari ini melakukan aktifitas menabung untuk dapat dipetik dihari tua, tentu tabungan Anda akan kena inflasi yang nilainya jadi tidak sesuai dengan yang Anda harapkan.
Lantas apa yang harus Anda lakukan. Melihat pengalaman dari para pensiunan, maka memilih untuk tetap produktif dalam menghasilkan income adalah pilihan yang terbaik.
Mengapa pilihan ini menjadi yang terbaik. Pertama, dengan kita tetap aktif maka income akan terus mengalir walaupun bisa jadi tak sebesar dulu. Ini artinya dapat membantu income Anda yang hanya dari uang pesangon atau pensiunan. Kedua, dengan tetap aktif, maka seluruh otak dan otot kita akan terpacu untuk tetap produktif. Ini akan membantu tingkat kesehatan Anda. Dan ketiga, dengan tetap aktif kita dapat terus berkontribusi dan beramal sebagai bekal akhirat.
Tiga hal inilah, yang menurut saya penting disiapkan oleh para calon pensiunan. Dan saya pribadi berprinsip tidak ada kata pensiun selama nafas masih ada. Tetap berkontribusi dan beramal selagi masih ada kesempatan hidup.
Pindahkuadran
Dari Pekerja ke Pengusaha