Naik pangkat itu misteri, pensiun itu pasti. Begitu pemeo yang sering kita dengar dari para pekerja. Untuk dapat naik pangkat, ada faktor internal dan eksternal yang menyebabkan orang naik pangkat. Internal adala kesiapan diri kita khususnya terkait dengan kompetensi dan pengabdian kita pada perusahaan. Seadng faktor eksternal ada dua, pertama terkait dengan atasan kita, baik langsung maupun tidak langsung. Dan satu lagi adalah nasib, sesuatu yang Tuhan berikan kepada kita.
Kalau disimpulkan, naik pangkat tergantung pada kemampuan, kesempatan dan nasib. Dari tiga faktor ini, yang dapat kita kontrol adalah kemampuan, karena itu dalam kendali kita. Dan dua lainnya tidak dapat kita kontrol, karena itu bisa jadi misteri.
Mengapa pensiun harus kita rencanakan dengan baik. Kawan-kawan, dunia bisnis kedepan makin tidak dapat kita prediksi, ini berbeda dengan bisnis dimasa lalu. Akibatnya, jaman dulu orang bisa kerja seumur hidupnya, karena perusahaan umurnya panjang. Namun diera disrupsi ini, perusahaan bisa kena sindrome easy come, easy go. Perusahaan mudah berdiri dan membesar, mudah pula tumbang. Siklus hidup perusahaan makin hari makin pendek. Sangat jarang perusahaan bisa berumur lebih dari setengah abad.
Nah, mensikapi kondisi ini, kita sebagai pekerja musti paham. Bisa jadi hari ini mendapat jabatan mentereng dengan perjuangan bertahun-tahun. Dan bisa jadi dalam sekejab jabatan itu terbang karena perusahaan melakan perampingan atau PHK. Kondisi inilah yang harus dipahami para pekerja untuk selalu siap setiap saat menghadapi masa-masa sulit.
Saya mencoba merangkum, apa saja yang dibutuhkan untuk antisipasi kondisi terburuk yang tidak kita inginkan agar kita bisa survie saat menghadapi pensiun, baik itu karena pensiun normal maupun pensiun dini. Ini 7 resep ampuh yang perlu kita miliki.
1. Mental Disiapkan
Kesiapan finansial penting dilakukan, akan tetapi kesiapan mental jauh lebih penting. Kesiapan mental akan memberikan imunitas bagi tubuh kita untuk menerima beban yang lebih berat. Kesiapan mental yang perlu disiapkan diantaranya, menerima komentar orang lain terhadap kondisi kita, kesiapan mental istri dan anak kita, kesiapan mental untuk hidup lebih sederhana dan kesiapan mental lainnya.
Kenapa kesiapan mental ini penting, karena kalau mental kita ndak siap, maka akan berpengaruh pada pikiran dan emosi. Dan tentu saja akan berdampak pada kesehatan kita yang sering kali menyebabkan para pensiunan jatuh sakit. Banyak sekali kejadian, saat bekerja keras tubuh sehat wal afiat, akan tetapi saat pensiun dimana beban kerja menurun malah jatuh sakit.
Kesiapan mental ini akan banyak terbantu dengan kesiapan spiritual. Memahami tentang konsep hidup, makna hidup dan sadar akan siklus kehidupan, yang kadang ada diatas, kadang ada dibawah. Dengan menerima dengan kelapangan, maka itu jauh lebih membantu mental kita untuk bertahan menghadapi kesulitan.
2. Gaya Hidup Diubah
Setelah kesiapan mental, yang tidak kalah penting adalah mengubah gaya hidup. Biasanya, seorang pekerja yang biasanta mendapatkan gaji rutin bulanan dan bonus tambahan, umumnya memiliki gaya hidup yang konsumtif. Membeli barang-barang yang dengannya ingin menampilkan gaya hidup yang semu.
Karena merasa sudah mendapat pendapatan pasti, lebih berani membeli barang yang kadang tidak benar-benar kita butuhkan. Kulkas baru, hape baru, motor baru, mobil baru, rumah baru dan yang baru-baru lainnya. Kadangkala tidak butuh amat, akan tetapi karena ego ingin dipandang orang yang sukses, barang-barang itu dibeli, walaupun dengan memaksakan dengan kredit dan hutang.
Pada saat pensiun, pendapatan yang awalnya pasti menjadi tidak pasti. Jika gaya hidup tidak dikendalikan dan terus melakukan pengeluaran konsumtih hanya karena ingin dipuji orang, maka itu bencana terbesar yang banyak dialami kaum pekerja. Besar pasak daripada tiang.
Lantas siapa yang perlu menbguah gaya hidup. Tidak hanya suami, akan tetapu istri, anak dan keluarga besar yang selama ini kita topang. Banyak orang bisa mengubah gaya hidup sendiri, tetapi keluarga tak mampu dikendalikan, akhirnya mengalami keterpurukan finansial.
3. Mindset Baru Disiapkan
Berikutnya, tidak cukup hanya menyiapkan mental dan gaya hidup. Harus ada perubahan mindset. Kenapa demikian, karena tidak mungkin kita menghentikan pengeluaran hidup. Semisal untuk pengeluaran makan, minum, tempat tinggal, kesehatan dan lainnya. Dan tidak mungkin kita hidup tanpa pemasukan.
Maka hal penting yang perlu kita lakukan adalah merubah mindset. Jika selama ini aliran rezeki berasal dari perusahaan, maka harus bersiap membuat aliran rezeki baru. Jika selama ini bergantung dengan pemasukan bulanan, maka hari ini harus berpikir dengan pemasukan harian.
Apalagi bagi pekerja yang kemudian ingin membangun bisnis barus setelah PHK, maka mindset pekerja harus dienyahkan untuk bertransformasi menjadi pebisnis. Yang awalnya tangan dibawah, harus berubah menjadi tangan diatas.
Selama mindset kita adalah sebagai pekerja dan kita ingin membuka bisnis, maka selama itu bisnis Anda tak akan berkembang. Oleh karena itu, hijrah mindset penting dilakukan.
4. Sambutlah Peluang Baru
Jika selama hidup sebagai pekerja dengan mengorbankan waktumu kepada perusahaan untuk megerjakan tugas kantor sesuai dengan perintah atasan, maka saat kamu pensiun, kamulah yang menjadi tuannya. Artinya kamu memiliki kebebasan sepenuhnya atas apa yang ingin Anda lakukan.
Ketika kamu menjadi tuan bagi dirimu sendiri, proaktiflah menjemput rezeki dengan berbagai cara. Enyahkan menunggu perintah atasan dan enyahkan pula rasa malu. Umumnya, pekerja yang terbiasa menerima perintah atasan, bersikap menunggu arahan, kini kamu harus menyiapkan diri atas apa yang ingin kamu lakukan.
Saat bangun pagi, siapkan selalu daftar hal apa saja yang ingin kamu kerjakan hari ini. Berikutnya buat rencana jangka panjang, apa yang ingin kamu lakukan, pecah menjadi target-target kecil yang bisa kamu capai hari demi hari. Lakukan proaktif untuk mencapai apa yang ingin kamu lakukan.
5. Persiapkan Perjalanan
Untuk pensiun dini, perlu juga disiapkan. Apa yang harus disiapkan, diantaranya menyiapkan diri baik secara mental, mindset dan finansial.
Saat bekerja, sisihkan gajimu, jangan konsumtif walau kamu masih muda. Mengapa demikian ? karena sejatinya pensiun atau PHK bisa datang kapan saja. Saya menyarangkan kamu hidup minimalis yang saya artikan hidup dibawah pendapatanmu. Dengan demikian, kamu bisa saving gajimu untuk memulai bisnis atau investasi.
Jika kamu belum sempat memulai bisnis karena kesibukan, bisa jadi kamu menyiapkan alokasi dana investasi setiap mendapatkan gaji, walaupun dengan persentasi kecil. Sisihkan sebagai uang darurat.
Berikutnya, uang saya sarankan jangan ditabung, tapi kumpulkan dan belikan emas, karena emas kebal inflasi. Kalau tidak emas, bisa juga investasi ke saham jangka panjang. Hari ini cukup mudah jadi investor saham. Jika uang itu sudah terkumpul, belikanlah tanah atau properti.
Dalam sejarah, harga tanah terus naik seiring dengan semakin banyaknya kelahiran. Tidak ada ruginya beli tanah sebagai investasi.
Pindahkuadran
Dari Pekerja ke Pengusaha