Ada fakta yang menarik, dari diskusi dengan pensiunan disebuah perusahaan, sekitar 90 persen bisnis pensiunan mengalami kegagalan. Angka itu sangat besar sekali dan juga menjadi pertanyaan besar, mengapa bisnis pensiunan bisa gagal total.
Kalau melihat dari pengalaman kerja yang rata-rata bisa bekerja selama 25-30 tahunan dalam sebuah perusahaan profesional, namun mengapa pengalaman panjang dalam mengelola bisnis itu tak berkorelasi positif terhadap bisnis yang dikelolanya.
Dari menghimpun dari diskusi dan masukan para pensiunan yang umumnya mengelola bisnis, berikut ini penyebab tingginya rasio kegagalan bisnis pensiunan.
1. Mindset Masih Seperti Pekerja
Umumnya para pensiun yang kemudian merintis usaha, dalam benaknya masih menggunakan cara pikir pekerja. Karena puluhan tahun terbiasa berkerja dengan menunggu tugas dan perintah atasan, maka saat pensiun mentalitas pekerja tersebut masih lekat.
Bagaimana tidak, puluhan tahun menunggu komando, maka yang dirasakan saat pensiunan memulai usaha bingung harus melakukan apa. Biasanya kerja dalam organisasi yang tersistem dan job desc yang jelas, kemudian harus mengatur semuanya sendiri.
Ada kebingungan harus memulai yang mana dengan cara apa. Sehingga banyak waktu kosong terbuang karena tidak jelas apa yang ingin dicapai dan cara mencapainya yang mana semua itu harus dirumuskannya sendiri.
Saat memulai bisnis, maka seorang pensiunan harus memikir visi, misi dan goal sendiri, mau dibawa kemana arah usaha yang dijalani. Dan fase bengong ini bisa jadi cukup lama, sehingga membuang waktu kerjanya.
Solusi masalah ini adalah Anda harus mengganti semua kehidupan Anda dari ekosistem pekerja ke ekosistem pebisnis. Bisa mengikuti seminar, baca buku dan bergaul dengan orang-orang yang menjalankan bisnis.
2. Terbiasa Memegang Uang Besar
Berikutnya yang sering menyebabkan kegagalan bisnis pensiunan adalah kebiasaanya memegang uang besar sehingga tidak menghargai uang kecil. Kebiasaan mendapatkan gaji bulanan dan tunjangan yang rutin menyebabkan pekerja merasa bahwa mendapatkan uang itu cukup mudah.
Kebiasaan ini terbawa saat pensiunan, karena terbiasa memegang uang besar, umumnya tidak menghargai uang kecil. Akibatnya mempengaruhi bisnis yang dilakukannya.
Umumnya pensiunan jika memulai bisnis ingin memulai dari besar, dengan margin yang besar dan untung cepat. Padahal dalam bisnis, cerita seperti ini nyaris tidak dapat kita temui. Semua bisnis besar awalnya dari bisnis kecil. Semua bisnis dengan banyak pelanggan awalnya juga dari pelanggan kecil.
Keinginan untuk mendapatkan uang besar dengan cara cepat inilah yang membuat pensiunan seringkali kena tipu investasi dan bisnis bodong. Sering kita jumpai kasus, pensiunan tertipu ratusan juta karena ketipu rekan bisnis atau investasi.
Solusi mengatasi ini, jika Anda ingin memulai bisnis, maka mulailah dari kecil dahulu, bangun bertahap, tidak perlu tergiur dan buru-buru tergoda dengan janji-janji investasi yang menggiurkan.
3. Rendahnya Inisiatif
Mengelola bisnis berbeda banget dengan menjadi pekerja. Salah satu yang membedakan adalah masalah inisiatif. Seorang pekerja biasanya tugasnnya sudah jelas dan tersistem. Namun saat jadi pebisnis maka owner harus memiliki inisiatif setiap hari.
Kalau pekerja jam kerjanya telah jelas ditentukan, namun saat menjadi pebisnis, maka kita tak lagi mengenal weekend dan tanggal merah. Harus selalu on setiap hari untuk memikirkan kemajuan perusahaannya.
Nah, dalam banyak kasus, saat pensiunan memulai usaha, cara kerjanya masih mengikuti irama kerja karyawan, akibatnya kemajuan bisnisnya tidak bergerak signifikan. Bisnis dianggap sampingan, karena dianggap sampingan maka pertumbuhan bisnis lambat.
Solusi jika menemui kebuntuan insiatif, maka bergabunglah dengan komunitas pebisnis, jangan selalu kumpul dengan pensiunan yang tidak merintis bisnis. Dengan kita bergaul dengan pebisnis, maka cara pikir, cara kerja dan mentalitas juga akan ikut terkerek secara perlahan menjadi seorang pebisnis.
4. Miskin Pengalaman
Banyak pensiunan yang memandang bahwa bisnis itu mudah sebagaimana analisa keuntungan yang biasa dilampirkan dalam analisa keuntungan dalam buku-buku bisnis. Demikian juga ada yang berpandangan bahwa pengalaman selama bekerja bisa menjadi jaminan kesuksesan dalam sebuah bisnis.
Namun faktanya, mengelola bisnis sama sekali berbeda dengan menjadi karyawan sebuah perusahaan. Ada banyak sekali perbedaannya yang ini tidak disadari oleh para pensiunan. Bisnis tak seindah proposal yang sering disodorkan.
Karena miskin pengalaman, maka kemungkinannya ada dua, bisnis bisa gagal atau kalau ndak gagal ya ditipu orang.
Nah, bagaimana mengatasi masalah pengalaman bisnis ini. Jika Anda saat ini belum pensiun, alangkah baiknya jika 5 tahun sebelum pensiun Anda sudah mulai merintis bisnis kecil-kecilan untuk mengasah skills bisnis sejak dari dini. Karena pada dasarnya pengalaman ini tidak bisa dibangun dengan cepat, ada suka duka yang dilalui.
5. Post Power Syndrome
Penyebab kegagalan berikutnya adalah post power syndrome, alias sindrom yang disebabkan lepasnya jabatan setelah masa pensiun tiba. Biasanya seorang pekerja apalagi pejabat, urusan kantor bahkan sampai rumah sudah sedemikian rupa dibantu oleh perusahaan. Semuanya sudah ada yang menyiapkan dan yang membantu.
Namun saat pensiun tiba, semua fasilitas itu akan hilang. Tak ada lagi staf yang membikinkan minuman dimeja kerja kita. Tak adalagi anak buah yang selalu hormat dan siap menjalankan perintah. Tak ada lagi orang yang selalu hormat kepada Anda.
Pensiunan yang kena sindrome ini merasa posisinya lebih tinggi dari orang lain. Padahal saat Anda memulai bisnis, maka konsumen adalah raja, walaupun seara materi tidak selevel dengan Anda.
Ada banyak pensiunan karena dikantor merasa berharga, saat mulai bisnis tidak memberikan penghargaan maksimal kepada pelanggan, akhirnya pelanggan merasa dicuekin dan pergi.
Bagiamana mengatasi sindrome ini, salah satunya Anda haru benar-benar membunuh rasa gensi Anda. Mengubur gaya hidup yang tidak mendukung bisnis Anda, dan mencoba menempatkan pelanggan dan mitra sejajar dan lebih tinggi dari posisi Anda.
6. Ingin Cepat Besar
Jika sebelumnya karyawan bekerja dalam perusahaan besar, maka orde pendapatan dan pengeluaran tentulah sangat besar. Sebagai karyawan membahas angka jutaan dan milyaran itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari walaupun itu sebenarnya adalah milik perusahaan.
Saat Anda memulai bisnis, pengaruh ini sering muncul. Kenapa untung bisnis ini kecil sekali. Kenapa ndak kita mulai dengan investasi yang besar dan lainnya.
Semua itu berujung ingin cepat mendapatkan hasil dari bisnis yang baru dimulainya. Dan ini sangat jarang bisa dilakukan, karena pada dasarnya memulai bisnis itu dari kecil, karena keterbatasan dana, pengalaman dan sedikitnya pelanggan saat memulai bisnis. Keinginan cepat besar ini bisa jadi bom bunuh diri, karena bisa jadi seperti balon yang kapasitasnya terbatas dan dipompa melebihi kapasitas.
Bagaimana mengatasi masalah ini, salah satunya mulailah dari kecil dahulu, bersabarlah mengikuti prosesnya dan tetap hati-hati dalam melangkah. Ingat selalu orang naik tangga, biasanya dari tangga kecil terus kebesar, sangat beresiko kalau ingin langsung jumping anak tangga.
7. Stamina Naik Turun
Masalah berikutnya yang menyebabkan kegagalan bisnis pensiunan adalah semangatnya naik turun. Orang bilang hangat-hangat tahi ayam. Biasanya orang saat memulai bisnis begitu menggebu-gebu dengan harapan keuntungan ditangan.
Namun, seiring dalam perjalanan ditemui beberapa kendala dan kesulitan, maka semangat yang menggebu itu perlahan terkikis. Bisnis hakikatnya adalah lari marathon dan bukan sprint.
Bisnis bukan sekedar adu cepat, tapi juga adu stamina dalam jangka panjang. Ada banyak bisnis pensiunan hidup segan mati tak mau, karena ditengah jalan kehabisan stamina.
Bagaimana mengatasi panas dingin menjalankan usaha bagi pensinan. Salah satu solusinya adalah bagaimana Anda bergabung dengan komunitas bisnis yang kondusif yang bisa menjaga spirit bisnis Anda saat masa lesu tiba. Bisa juga Anda mencari mencoach atau mentor yang dapat mendampingi tumbuh kembang Anda dalam menjalani bisnis.
Semoga saja, 7 hal diatas bisa Anda solusi saat memulai usaha.